Pengertian cinta kasih
- "Cinta sejati sesungguhnya tidak mengharapkan imbalan apapun, kecuali cinta itu sendiri"
- "Cinta adalah untuk surga dan surga adalah untuk kita."
- "Cinta wanita yang sejati memberi sayap pada laki-laki, tetapi cinta yang palsu memberi belenggu."
- "Cinta adalah sebagai kemudi dalam bahtera kehidupan."
- "Cinta itu bermacam-macam, tetapi yang paling aman dan kekal adalah cinta yang melampaui pintu kekasih."
- "Cinta adalah kunci dari tiap-tiap keadaan yang baik dalam kehidupan manusia."
- "Cinta datangnya tak diketahui, tetapi perginya meninggalkan bekas."
- "Cinta kasih adalah penuh pengorbanan, penuh pengampunan, penuh penghargaan dan penuh pengabdian pada sesamanya."
- "Cinta pertama adalah lebih indah, lebih mesra dan kemungkinan memberi kebahagiaan dari pada cinta berikutnya, maka itu periharalah cinta pertama agar tumbuh subur sehingga anda dapat mengecap buahnya."
- "Cinta yang pertama adalah cinta yang murni dan hanya sekali saja timbul dari hati manusia."
- "Cinta itu bukan benda, tetapi semacam cita-cita hidup, sebab hidup tanpa cita-cita tak mempunyai arti, sedangkan cita-cita tanpa diiringi cinta akan mati."
- "Kita semua dilahirkan untuk cinta, itulah permulaan dan akhir kehidupan."
- "Cinta adalah jalan terpendek dari hati ke hati."
- "Cinta akan lebih indah bila dihiasi dengan air mata."
- "Cinta meliputi sepenuhnya kehidupan wanita, ia adalah penjara dan sorganya."
- "Cinta yang sejati tiba-tiba putus, tak ubahnya seperti orang tua yang kehilangan tongkatnya."
- "Cinta tak dapat diuji dengan ciuman, tapi perasaan halus adalah pengujinya."
- "Cinta diciptakan oleh Tuhan untuk mengunggulkan kelebihan orang lain dan menutupi kekurangannya, sehingga terciptalah equilibrium."
Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwa Darminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan, dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasih. Walaupun cinta kasih memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia, saebab cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan kelurga dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat dimasyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia dengan Tuhanya sehingga manusia menyembah Tuhan dengan ichlas, mengikuti perintahNya, dan berpegang teguh pada syariatNya.
Pengertian tentang cinta dikemukakan juga oleh Dr. Sarlito W. Sarwono, dikatakan bahwa cinta memiliki tiga unsur yaitu: keterikatan. Keintiman, dan kemesraan. Yang dimaksud dengan keterikatan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali dengan dia, kalau janji dengan dia harus ditepati. Unsur yang kedua adalah keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi. Panggilan-panggilan formal seperti bapak, ibu, saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan, sayang dan sebagainya.Makan minum dari satu piring, cangkir tanpa rasa risi, pinjam meminjam baju, saling memakai uang tanpa rasa berhutang, tidak saling menyimpan rahasia dan lain-lainya. Unsur yang ketiga adalah kemesraan, yaitu adanya rasa ingin membelai dan dibelai, rasa kangen kalau jauh atau lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang,dan seterusnya.
Cinta tingkat tertinggi adalah cinta kepada Allah, Rasulullah, dan berjihad dijalan Allah. Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara, suami / istri dan kerabat. Cinta tingkat terendah adalah cinta yang lebih mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta, dan tempat tinggal.
Cinta Kasih Dalam Ajaran Agama
“Mencintai apa yang dicintai oleh kekasih
adalah kesempurnaan cinta kepada sang kekasih”
(Ibnu al-Qayyim al-Jauziyah)
Dalam Islam, cinta seseorang haruslah berlandaskan kepengikutan (ittibaĆ¢) dan ketaatan. Sebagaimana firman-Nya, "Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku (Rasulullah), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu"(Qs.3:31-32).
Salah satu cinta yang diajarkan Rasulullah SAW. diantaranya adalah, mencintai dan mengasihi sesama. Kecintaan ini, sebagaimana pernah dicontohkan beliau, tak pernah dibedakan antara Muslim dan non-Muslim. Bahkan, tidak dibenarkan jika kita tidak berbuat adil kepada suatu kaum misalnya, hanya karena benci kepada mereka (Qs.5:8).
Ajaran cinta Islami yang mesti disemaikan bukanlah sebatas sesama Muslim. Tetapi justru sesama manusia dan sesama makhluk. Rasulullah SAW. bersabda, "Hakikat seorang Muslim adalah, mencintai Allah dan Rasul-nya, sesamanya, serta tetangganya, melebihi atau sebagaimana ia cinta kepada dirinya sendiri" (HR. Imam Bukhari).
Kecintaan yang terekspresikan akan menjadi amal saleh buat pelakunya. Maka dari itu, kecintaan maupun kebaikan, meskipun baru tersirat dalam hati dan belum terlaksana, tetap akan mendapat pahala di sisi Allah. Sebaliknya, kebencian yang tersimpan dalam lubuk hati di samping sebuah kewajaran, juga tidak dicatat sebagai keburukan, hingga niatnya itu betul-betul dilakukan (al-Hadits).
Mencintai Tuhan pada dasarnya adalah mencintai manusia, mari menyitir kisah seorang sufi, Abu Ben Adhim. Suatu malam, Abu Ben Adhim terbangun dari mimpinya yang indah.
Dan ia lihat, di ruangan dalam cahaya terang rembulan, yang gemerlap ceria seperti bunga lili yang sedang merekah, seorang malaikat menulis pada kitab emas. Ketenteraman jiwa membuatnya berani berkata kepada sang Sosok di kamarnya, “Apa yang sedang kamu tulis?” Bayangan terang itu mengangkat kepalanya dan dengan pandangan yang lembut dan manis ia berkata, “Nama-nama mereka yang mencintai Tuhan.” “Adakah namaku di situ?” kata Abu. “Tidak. Tidak ada,” jawab malaikat. Abu berkata dengan suara lebih rendah, tapi tetap ceria, “Kalau begitu aku bermohon, tuliskan aku sebagai orang yang mencintai sesama manusia.” Malaikat menulis dan menghilang. Pada malam berikutnya ia datang lagi dengan cahaya yang menyilaukan dan memperlihatkan nama-nama yang diberkati cinta Tuhan. Aduhai! Nama Abu Ben Adhim diatas semua nama.
Abu Ben Adhim mungkin lahir di negara yang sekarang ini disebut Afganistan. Ia tidak begitu dikenal dibandingkan dengan teman senegaranya, Jalaluddin Balkhi (alias Rumi). Tetapi, keduanya menekankan pentingnya kecintaan kepada Tuhan sebagai hakikat keberagamaan.
Baik Abu Ben Adhim maupun Rumi percaya bahwa kita tidak bisa mencintai Tuhan tanpa mencintai sesama manusia. Mereka menegaskan kembali apa yang dikatakan Tuhan kepada hamba-Nya pada hari kebangkitan: pada hari kiamat, Tuhan memanggil hamba-hamba-Nya.
Ia berkata kepada salah seorang di antara mereka, “Aku lapar, tapi kamu tidak memberi makan kepada-Ku.” Ia berkata kepada yang lainnya, “Aku haus, tapi kamu tidak memberiku minum.” Ia berkata kepada hamba-Nya yang lainnya lagi, “Aku sakit, tapi kamu tidak menjenguk-Ku.” Ketika hamba-hamba-Nya mempertanyakan semuanya ini, Ia menjawab, “Sungguh si fulan lapar; jika kamu memberi makan kepadanya, kamu akan menemukan Aku bersamanya. Si fulan sakit; jika kamu mengunjunginya, kamu akan menemukan Aku bersamanya. Si fulan haus; jika kamu memberinya minum, kamu akan menemukan Aku bersamanya.” (Ibn Arabi sering mengutip hadis ini dalam Al-Futuhat al-Makkiyah).
Ketika seorang murid baru mengikuti tarekat, syaikh-nya akan mengajarinya untuk menjalankan tiga tahap latihan rohaniah selama tiga tahun. Ia baru diizinkan mengikuti Jalan Tasawuf, bila ia lulus melewatinya. Tahun pertama adalah latihan berkhidmat kepada sesama manusia. Tahun kedua beribadat kepada Tuhan, dan tahun ketiga mengawasi hatinya sendiri. Kita tidak bisa beribadat kepada Tuhan sebelum kita berkhidmat kepada sesama manusia. Menyembah Allah adalah berkhidmat kepada makhluk-Nya.
Definisi cinta dan kasih sayang
Kehilangan seseorang memang akan sangat membuat kita tak mempunyai semangat lagi tuk menjalani sisa kehidupan kita; apalagi bila kita kehilangan seseorang yang sangat kita cintai. Secara pribadi kehilangan itu telah sering kali saya alami dalam kehidupan saya, bahkan sesuatu yang tak harus saya relakan akhirnya pergi begitu saja. Memang tak ada gunanya ketika kita meratapi sesuatu yang telah pergi jauh yang dikarenakan kelalaian kita sendiri.
SAaat yang paling indah didalam kehidupan kita adalah dimana ketika kita bisa saling berbagi dengan orang-orang yang kita sayangi, tapi akan lebih menyakitkan ketika sesuatu yang baik yang kita berikan dibalas dengan pengkhianatan yang lebih dari apa yang telah ki ta berikan.
Beberapa bulan yang lalu di sebuah kota yang terletak kurang lebih 15km dari kota madya Manado dimana ditempat itu terdapat sebuah pusat perkuliahan, ada dua orang yang berjanji untuk tetap mempertahankan hubungan mereka tanpa terkecuali; semakin hari janji itu terasa semakin mendaging didalam kehidupan mereka berdua hingga suatu waktu terjadilah sesuatu hal yang mengakibatkan retaknya hubungan mereka berdua. Itu hanyalah salah satu contoh yang terjadi dikalangan orang yang menjalin hubungan mereka dengan berbagai serapah yang hanya berujung sebuah penyesalan!!
Kadang ketika kita menjalani kehidupan kita sering terlintas dipikiran kita; apakah sebenarnya maksud atau definisi Cinta dan Kasih Sayang itu sehingga banyak orang yang mempertahankan bahkan rela melakukan apa saja demi mempertahankan kedua hal tersebut?!
Kasih sayang
kasih sayang itu adalah memberikan/menyebarkan perasaan sayang kepada orang lain secara tulus tanpa peduli apakah orang lain itu akan membalas dengan perasaan yang sama kepada kita...
ketulusan hatilah yang menjadi intinya, Kasih sayang juga cenderung dan tertariknya hati
seseorang secara mendalam kepada seseorang yang lain. Atau kepada selain manusia yakni benda-benda dan makhluk-makhluk lain. Atau hati manusia juga boleh jatuh cinta kepada ALLAH tapi ini jarang berlaku.
ketulusan hatilah yang menjadi intinya, Kasih sayang juga cenderung dan tertariknya hati
seseorang secara mendalam kepada seseorang yang lain. Atau kepada selain manusia yakni benda-benda dan makhluk-makhluk lain. Atau hati manusia juga boleh jatuh cinta kepada ALLAH tapi ini jarang berlaku.
Jadi fokus utama untuk diuraikan secara lebih luas ialah tentang cinta sesama manusia. Berlakunya kasih sayang atau kecenderungan hati yang mendalam oleh seseorang kepada seseorang yang lain ada sebab-sebabnya. yaitu kerana ada daya tarikan yang menyenangkan dan menenangkan hatinya. Daya tarikan itu ada berbagai macam.
Ada yang bersifat semulajadi dan ada yang bersifat `aradhi' (mendatang). Di antara perkara-perkara yang menarik hati manusia kepada manusia lain ialah kecantikan, ilmu, kepimpinan, jasa, hubungan darah, kekuatan, akhlak dan lain-lain. Kerana faktor-faktor inilah manusia tertarik dengan manusia yang lain. Maka tumbuhlah rasa kasih sayang sedikit demi sedikit hingga mendalam. Bila rasa itu kian mendalam, ia disebut cinta. Bila cinta sudah mendalam, seseorang itu akan jadi asyik mahsyuk atau mabuk cinta. Ada orang, kerana tidak boleh lagi kontrol cintanya, terus menjadi gila.
Dengan perasaan kasih sayang, seseorang akan menumpukan perhatian, perasaan dan jiwa raganya kepada orang yang disayanginya. Bermacam-macam pengorbanan akan dibuat terhadap kecintaannya. Tidak ada rasa susah padanya dalam usaha-usaha dan pengorbanan itu, walaupun orang lain melihatnya susah sekali dan keterlaluan. Seorang wanita sanggup lari meninggalkan keluarga demi cinta kepada lelaki calon suaminya. Dia rela menghadapi risiko dihina dan dibenci oleh keluarga dan masyarakat.
Sebagaimana sebab-sebab tumbuhnya kasih sayang itupun berbagai-bagai maka sifat dan
kesan kasih itu juga berbeda-beda. Bergantunglah kepada siapa dan mengapa kasih itu tumbuh. Kasih kepada ibu bapak tidak sama dengan kasih pada istri-istri. Kasih kepada anak-anak tidak sama dengan kasih pada kawan. Kasih pada guru tidak sama dengan kasih pada saudara-saudara. Kasih ada pemimpin tidak sama dengan kasih pada pengikut. Kasih pada bangsa tidak sama dengan kasih pada harta. Kasih pada agama tidak sama dengan kasih kepada bangsa.
Akibat berbeza sifat dan rupanya, maka berbeda pula kesan dan akibat kasih itu. Ada kasih sayang yang kekal dan bertambah di dalam hati. Ia tidak diganggu atau dicacatkan oleh rasa jemu dan hambar kecuali dengan sebab-sebab yang tidak dapat dielakkan. Namun ada kasih sayang yang dirasakan oleh rasa jemu dan benci. Maka ia tidak kekal bahkan berkurang dan mungkin hilang. Kasih pada pemimpin membuatkan seseorang pengikut menyerahkan ketaatan dan kesetiaan yang tidak berbelah bagi. Kasih pada pengikut membuatkan seseorang pemimpin berkorban memberi khidmat dan kasih sayang tanpa sebarang kepentingan dan rasa letih
serta jemu. Kasih kepada isteri membuatkan suami bersifat bertanggungjawab. Manakala kasih pada suami menjadikan isteri sedia taat, patuh dan melayan suami sesungguh hati. Kasih pada guru membuatkan murid gigih belajar dan mengamalkan ajarannya. Manakala kasih pada murid menjadikan guru-guru hilang letih untuk mendidik dan mengajar hingga muridnya berjaya. Kasih pada ibu bapa membuatkan anak-anak sangat menjaga hati orang tuanya. Manakala kasih kepada anak-anak menjadikan ibu bapa rela berbuat apa saja untuk anak-anaknya.
Demikianlah kesan adanya kasih sayang. Ia membuatkan manusia seperti terikat satu sama lain. Lalu akan saling memberi dan menerima secara suka dan rela. Orang yang saling menyayangi rasa bersalah kalau tidak dapat memberi kasih sayang walau dalam apa bentuk sekalipun. Berkorban dan bersusah-susah untuk yang disayangi adalah kebahagiaan, kepuasan dan hiburan.
Sedangkan tanpa kasih sayang, pengorbanan dibuat secara terpaksa, menjadikan ia amat berat dan menyeksakan manusia. Seorang murid yang buat kerja guru dengan rasa cinta pada guru, akan membuatnya dengan sepenuh hati, ghairah dan bahagia. Dia tidak jemu dan tidak letih. Dia akan berbuat lebih dari yang diperintahkan. Sebaliknya murid yang buat kerja guru dalam keadaan terpaksa, sedangkan dia benci pada guru itu, akan rasa berat dan jemu. Al hasil, kerjanya jadi tidak sempurna.
Demikianlah juga keadaan rakyat terhadap pemerintah, pengikut terhadap pemimpin dan sebaliknya. Begitu jugalah isteri terhadap suami, anak-anak terhadap ibu bapa dan manusia terhadap manusia lainnya.
Sejarah telah membuktikan kepada kita bahawa cinta dan kasih para Sahabat yang sungguh mendalam terhadap Rasulullah SAW dan sebaliknya, telah membuatkan mereka berjuang dan berkorban habis-habisan. Hingga nyawa pun sanggup dikorbankan demi cinta. Dan hasil dalam tempoh yang sekejap sahaja, Islam telah membentuk negara dan empayar kepada tiga perempat dunia.
Demikian bukti bahawa dengan cinta, manusia rela mengorbankan lebih masa dan tenaga hingga memperolehi hasil yang luar biasa. Sedangkan tanpa cinta, sesuatu kerja itu dibuat dengan sambil lewa dan hasilnya mengecewakan! Sebab itu kita mesti pandai mengisi ruangan daripada rasa kasih sayang dan cinta ini. Ia sangat besar manfaatnya kepada kehidupan manusia. Kita patut usahakan agar tumbuh kasih sayang sesama manusia supaya buahnya yang
lebat lagi manis itu dapat kita kecapi bersama.
Tapi sayang sekali hari ini, dunia sudah ketandusan kasih sayang. Orang miskin tidak sayang pada orang kaya, rakyat tidak sayang pada raja atau ketua negaranya, masyarakat tidak sayang pada ulama, bahkan anak-anak tidak sayangkan ibu bapa dan isteri tidak menyayangi suami. Benci-membenci jadi budaya tradisi yang membuatkan manusia terhina dengan segala
bentuk krisis dan masalah sesamanya. Kakitangan pejabat mencaci-caci boss mereka di belakangnya. Orang politik dimaki hamun oleh pengundinya, ulama dihina-hina oleh masyarakat, menteri-menteri dimusuhi oleh berbagai lapisan masyarakat dan jadi bahan bualan yang negatif.
Demikian seterusnya yang berlaku dalam realiti hidup hari ini akibat tidak adanya sifat-sifat yang cantik untuk membuat manusia saling jatuh hati dan sayang-menyayangi. Mana kasih sayang
pengikat perpaduan manusia? Mana keharmonian hidup, ketenangan serta kepuasan? Kita rindu untuk melihat orang kaya mengasihi orang miskin dan si miskin membalas kasih si kaya. Hinggakan mereka bekerjasama dengan penuh harmoni dan mesra.
Kita juga rindukan pemimpin yang memberi kasih kepada pengikut dan sebaliknya. Dan kita ingin melihat orang bukan Islam kasih pada orang Islam dan sebaliknya! Ya, kita ingin melihat dunia kembali damai, aman, harmoni dan makmur dengan wujudnya kasih sayang sesama manusia. Untuk itu mari kita cetuskan sebab-sebab untuk orang lain, sekalipun bukan sebangsa dan seagama apa lagi kalau sekeluarga dan seagama, agar cenderung dan jatuh hati pada kita. Bila
masing-masing mengusahakannya, maka kita pun menyayangi dan disayangi.
Dari sana, moga-moga impian dan kerinduan kita menjadi kenyataan! Kesilapan manusia hari ini, di samping membiarkan rasa benci-membenci terus subur, tidak pula mengusahakan untuk sayang-menyayangi. Sebaliknya lebih mengalih perhatian kepada benda dan makhluk-makhluk yang lain.
Melupakan tanggungjawab untuk membina kasih sayang sesama manusia. Kemudian mencari jalan lain untuk menjauhkan lagi dan tanggungjawab tersebut. laitu mengalih perhatian dan kasih sayang kepada benda-benda, pokok-pokok, binatang, barang-barang antik dan sebagainya.
Benda-benda kecintaan ditatang-tatang, dibelek-belek dan dijaga sungguh-sungguh. Binatang kesayangan dibelai-belai, dilayan dan dikawal hingga dibuat undang-undang, sesiapa yang membunuh binatang didenda. Barang-barang antik dipuja-puja dan dijaga di muzium-muzium dan lain-lain dengan istimewa sekali. Begitu juga pokok-pokok dan bunga hiasan, begitu disayangi dan dari semasa ke semasa rasa sayang itu disuburkan! Memang tidak ada salahnya perkara-perkara itu.
Tapi apalah ertinya kera di hutan disusukan, anak di rumah dibiarkan. Maksudnya, tanggungjawab yang asasi dan penting diabaikan, sebaliknya dibuat kerja-kerja yang tidak penting. Ibarat orang menghidangkan kita berbagai macam laukpauk, tetapi tidak disertakan nasi. Apa perasaan kita? Apa ertinya pokok di hutan tidak dipotong tetapi badan manusia dipotong dan dibunuh? Pokok-pokok, benda-benda, barang antik dan binatang kalau tidak disayangi dan tidak diberi perhatian, tidak memberi kesan negatif pada kita. Tetapi anak-anak yang tidak dapat kasih sayang akan jadi penyakit masyarakat.Orang miskin yang terbiar tanpa diberi simpati akan buat
masalah dalam masyarakat. Orang yang bukan seagama dan sebangsa yang tidak mendapat perhatian dan kasih sayang akan mencari pasal untuk membalas dendam dan geram.
Demikian kalau manusia tidak berkasih sayang, kesannya sungguh negatif dan bahaya sekali. Dunia hari ini begitu ketandusan kasih sayang. Keadaannya genting sekali. Manusia saling benci-membenci iaitu kebalikan dari berkasih sayang. Akibatnya masing-masing saling mencari jalan untuk menyusahkan orang lain. Masing-masing saling berprasangka dan saling mencurigai. Paling tidak, saling tidak mempedulikan dan tidak ambil tahu. Usaha-usaha untuk mengatasinya hampir-hampir tidak ada sama sekali. Kalaupun ada, tidak berkesan. Kerana caranya tidak tepat dan tidak membawa kesan yang berkekalan.
Ada yang bersifat semulajadi dan ada yang bersifat `aradhi' (mendatang). Di antara perkara-perkara yang menarik hati manusia kepada manusia lain ialah kecantikan, ilmu, kepimpinan, jasa, hubungan darah, kekuatan, akhlak dan lain-lain. Kerana faktor-faktor inilah manusia tertarik dengan manusia yang lain. Maka tumbuhlah rasa kasih sayang sedikit demi sedikit hingga mendalam. Bila rasa itu kian mendalam, ia disebut cinta. Bila cinta sudah mendalam, seseorang itu akan jadi asyik mahsyuk atau mabuk cinta. Ada orang, kerana tidak boleh lagi kontrol cintanya, terus menjadi gila.
Dengan perasaan kasih sayang, seseorang akan menumpukan perhatian, perasaan dan jiwa raganya kepada orang yang disayanginya. Bermacam-macam pengorbanan akan dibuat terhadap kecintaannya. Tidak ada rasa susah padanya dalam usaha-usaha dan pengorbanan itu, walaupun orang lain melihatnya susah sekali dan keterlaluan. Seorang wanita sanggup lari meninggalkan keluarga demi cinta kepada lelaki calon suaminya. Dia rela menghadapi risiko dihina dan dibenci oleh keluarga dan masyarakat.
Sebagaimana sebab-sebab tumbuhnya kasih sayang itupun berbagai-bagai maka sifat dan
kesan kasih itu juga berbeda-beda. Bergantunglah kepada siapa dan mengapa kasih itu tumbuh. Kasih kepada ibu bapak tidak sama dengan kasih pada istri-istri. Kasih kepada anak-anak tidak sama dengan kasih pada kawan. Kasih pada guru tidak sama dengan kasih pada saudara-saudara. Kasih ada pemimpin tidak sama dengan kasih pada pengikut. Kasih pada bangsa tidak sama dengan kasih pada harta. Kasih pada agama tidak sama dengan kasih kepada bangsa.
Akibat berbeza sifat dan rupanya, maka berbeda pula kesan dan akibat kasih itu. Ada kasih sayang yang kekal dan bertambah di dalam hati. Ia tidak diganggu atau dicacatkan oleh rasa jemu dan hambar kecuali dengan sebab-sebab yang tidak dapat dielakkan. Namun ada kasih sayang yang dirasakan oleh rasa jemu dan benci. Maka ia tidak kekal bahkan berkurang dan mungkin hilang. Kasih pada pemimpin membuatkan seseorang pengikut menyerahkan ketaatan dan kesetiaan yang tidak berbelah bagi. Kasih pada pengikut membuatkan seseorang pemimpin berkorban memberi khidmat dan kasih sayang tanpa sebarang kepentingan dan rasa letih
serta jemu. Kasih kepada isteri membuatkan suami bersifat bertanggungjawab. Manakala kasih pada suami menjadikan isteri sedia taat, patuh dan melayan suami sesungguh hati. Kasih pada guru membuatkan murid gigih belajar dan mengamalkan ajarannya. Manakala kasih pada murid menjadikan guru-guru hilang letih untuk mendidik dan mengajar hingga muridnya berjaya. Kasih pada ibu bapa membuatkan anak-anak sangat menjaga hati orang tuanya. Manakala kasih kepada anak-anak menjadikan ibu bapa rela berbuat apa saja untuk anak-anaknya.
Demikianlah kesan adanya kasih sayang. Ia membuatkan manusia seperti terikat satu sama lain. Lalu akan saling memberi dan menerima secara suka dan rela. Orang yang saling menyayangi rasa bersalah kalau tidak dapat memberi kasih sayang walau dalam apa bentuk sekalipun. Berkorban dan bersusah-susah untuk yang disayangi adalah kebahagiaan, kepuasan dan hiburan.
Sedangkan tanpa kasih sayang, pengorbanan dibuat secara terpaksa, menjadikan ia amat berat dan menyeksakan manusia. Seorang murid yang buat kerja guru dengan rasa cinta pada guru, akan membuatnya dengan sepenuh hati, ghairah dan bahagia. Dia tidak jemu dan tidak letih. Dia akan berbuat lebih dari yang diperintahkan. Sebaliknya murid yang buat kerja guru dalam keadaan terpaksa, sedangkan dia benci pada guru itu, akan rasa berat dan jemu. Al hasil, kerjanya jadi tidak sempurna.
Demikianlah juga keadaan rakyat terhadap pemerintah, pengikut terhadap pemimpin dan sebaliknya. Begitu jugalah isteri terhadap suami, anak-anak terhadap ibu bapa dan manusia terhadap manusia lainnya.
Sejarah telah membuktikan kepada kita bahawa cinta dan kasih para Sahabat yang sungguh mendalam terhadap Rasulullah SAW dan sebaliknya, telah membuatkan mereka berjuang dan berkorban habis-habisan. Hingga nyawa pun sanggup dikorbankan demi cinta. Dan hasil dalam tempoh yang sekejap sahaja, Islam telah membentuk negara dan empayar kepada tiga perempat dunia.
Demikian bukti bahawa dengan cinta, manusia rela mengorbankan lebih masa dan tenaga hingga memperolehi hasil yang luar biasa. Sedangkan tanpa cinta, sesuatu kerja itu dibuat dengan sambil lewa dan hasilnya mengecewakan! Sebab itu kita mesti pandai mengisi ruangan daripada rasa kasih sayang dan cinta ini. Ia sangat besar manfaatnya kepada kehidupan manusia. Kita patut usahakan agar tumbuh kasih sayang sesama manusia supaya buahnya yang
lebat lagi manis itu dapat kita kecapi bersama.
Tapi sayang sekali hari ini, dunia sudah ketandusan kasih sayang. Orang miskin tidak sayang pada orang kaya, rakyat tidak sayang pada raja atau ketua negaranya, masyarakat tidak sayang pada ulama, bahkan anak-anak tidak sayangkan ibu bapa dan isteri tidak menyayangi suami. Benci-membenci jadi budaya tradisi yang membuatkan manusia terhina dengan segala
bentuk krisis dan masalah sesamanya. Kakitangan pejabat mencaci-caci boss mereka di belakangnya. Orang politik dimaki hamun oleh pengundinya, ulama dihina-hina oleh masyarakat, menteri-menteri dimusuhi oleh berbagai lapisan masyarakat dan jadi bahan bualan yang negatif.
Demikian seterusnya yang berlaku dalam realiti hidup hari ini akibat tidak adanya sifat-sifat yang cantik untuk membuat manusia saling jatuh hati dan sayang-menyayangi. Mana kasih sayang
pengikat perpaduan manusia? Mana keharmonian hidup, ketenangan serta kepuasan? Kita rindu untuk melihat orang kaya mengasihi orang miskin dan si miskin membalas kasih si kaya. Hinggakan mereka bekerjasama dengan penuh harmoni dan mesra.
Kita juga rindukan pemimpin yang memberi kasih kepada pengikut dan sebaliknya. Dan kita ingin melihat orang bukan Islam kasih pada orang Islam dan sebaliknya! Ya, kita ingin melihat dunia kembali damai, aman, harmoni dan makmur dengan wujudnya kasih sayang sesama manusia. Untuk itu mari kita cetuskan sebab-sebab untuk orang lain, sekalipun bukan sebangsa dan seagama apa lagi kalau sekeluarga dan seagama, agar cenderung dan jatuh hati pada kita. Bila
masing-masing mengusahakannya, maka kita pun menyayangi dan disayangi.
Dari sana, moga-moga impian dan kerinduan kita menjadi kenyataan! Kesilapan manusia hari ini, di samping membiarkan rasa benci-membenci terus subur, tidak pula mengusahakan untuk sayang-menyayangi. Sebaliknya lebih mengalih perhatian kepada benda dan makhluk-makhluk yang lain.
Melupakan tanggungjawab untuk membina kasih sayang sesama manusia. Kemudian mencari jalan lain untuk menjauhkan lagi dan tanggungjawab tersebut. laitu mengalih perhatian dan kasih sayang kepada benda-benda, pokok-pokok, binatang, barang-barang antik dan sebagainya.
Benda-benda kecintaan ditatang-tatang, dibelek-belek dan dijaga sungguh-sungguh. Binatang kesayangan dibelai-belai, dilayan dan dikawal hingga dibuat undang-undang, sesiapa yang membunuh binatang didenda. Barang-barang antik dipuja-puja dan dijaga di muzium-muzium dan lain-lain dengan istimewa sekali. Begitu juga pokok-pokok dan bunga hiasan, begitu disayangi dan dari semasa ke semasa rasa sayang itu disuburkan! Memang tidak ada salahnya perkara-perkara itu.
Tapi apalah ertinya kera di hutan disusukan, anak di rumah dibiarkan. Maksudnya, tanggungjawab yang asasi dan penting diabaikan, sebaliknya dibuat kerja-kerja yang tidak penting. Ibarat orang menghidangkan kita berbagai macam laukpauk, tetapi tidak disertakan nasi. Apa perasaan kita? Apa ertinya pokok di hutan tidak dipotong tetapi badan manusia dipotong dan dibunuh? Pokok-pokok, benda-benda, barang antik dan binatang kalau tidak disayangi dan tidak diberi perhatian, tidak memberi kesan negatif pada kita. Tetapi anak-anak yang tidak dapat kasih sayang akan jadi penyakit masyarakat.Orang miskin yang terbiar tanpa diberi simpati akan buat
masalah dalam masyarakat. Orang yang bukan seagama dan sebangsa yang tidak mendapat perhatian dan kasih sayang akan mencari pasal untuk membalas dendam dan geram.
Demikian kalau manusia tidak berkasih sayang, kesannya sungguh negatif dan bahaya sekali. Dunia hari ini begitu ketandusan kasih sayang. Keadaannya genting sekali. Manusia saling benci-membenci iaitu kebalikan dari berkasih sayang. Akibatnya masing-masing saling mencari jalan untuk menyusahkan orang lain. Masing-masing saling berprasangka dan saling mencurigai. Paling tidak, saling tidak mempedulikan dan tidak ambil tahu. Usaha-usaha untuk mengatasinya hampir-hampir tidak ada sama sekali. Kalaupun ada, tidak berkesan. Kerana caranya tidak tepat dan tidak membawa kesan yang berkekalan.
http://qurrataaini.multiply.com/reviews/item/87
kemesraan
kemesraan adalah rasa kasih sayang yang diluapkan dengan tindakan dan kata-kata berupa sanjungan maupun pujian.
Biasanya Kemesraan dilakukan pada pasangan suami isti maupun saat orang sedang berpacaran dengan meluapkan seluruh emosi perasaannya.
Dalam kehidupan seorang manusia mempunyai kecendrungan meluapkan perasaan yang berkaitan dengan apa yang sedang dialaminya, kemesraann juga tak hanya milik manusia tapi binatang juga mempunyainya karena pada hakekatnya kemesraan itu milik mahluk hidup.
Dalam kemesraan juga harus ada batasan agar tidak terjadi hal-hal negatif yang tidak diinginkan.
Pemujaan
Pemujaan adalah proses penyembahan atau sebagai perwujudan seseorang terhadap suatu keyakinan tertentu.
Pemujaan biasanya dilakukan terhadap tuhan sebagi bentuk ketaatan individu kepada tuhannya.
Tapi pada kenyataannya pemujaan sering disalah artikan yaitu dengan pemujaan terhadap setan,berhala dan sebagainya, hal semacam itu dikakukan karena mereka menyakini bahwa apa yang mereka inginkan bisa terwujud dengan melkukan pemujaan kepada berhala yang sebenarnya apa yang telah mereka lakukan itu adalah suatu bentuk kemungkaran terhadap tuhannya.
Atau dapat diartikan sebagai salah satu manifestasi cinta manusia kepada Tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual. Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.Hal ini ialah karena pemujaan kepada Tuhan adalah inti , nilai dan makna kehidupan yang sebenarnya.
Cinta kepada Rasul, yang diutus Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta,menduduki peringkat kedua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya. Seorang mukmin yang benar-benar beriman dengan sepenuh hati akan mencintai Rasulullah yang menanggung derita dakwah Islam, berjuang dengan penuh segala kesulitan sehingga Islam tersebar di seluruh penjuru dunia, dan membawa kemanusiaan dari kekelaman, kesesatan menuju cahaya petunjuk.
Belas kasihan
Belas kasihan, welas asih, atau kepedulian adalah emosi manusia yang muncul akibat penderitaan orang lain. Lebih kuat daripada empati, perasaan ini biasanya memunculkan usaha mengurangi penderitaan orang lain.
Makna kata “belas-kasihan” diterjemahkan dari kata “esplagkhnisthe” (Yun.) yang menunjuk pada pengertian “bela-rasa”. Dalam pengertian “bela-rasa” atau “compassion” pada prinsinya merupakan: “sympathy for the suffering of others, often including a desire to help” (rasa simpati terhadap penderitaan sesamanya yang dinyatakan dengan keinginan untuk menolong). Jadi makna dari pengertian “compassion” lebih dari pada sikap “simpati”, karena makna sikap simpati lebih cenderung pada rasa belas kasihan, tetapi tidak dinyatakan dalam sikap yang konkret untuk menolong.
CINTA KASIH EROTIS
Yaitu kehausan akan penyatuan yang sempurna akan penyatuan dengan seseorang lainnya.
Cinta kasih kesaudaraan merupakan cinta kasih antara orang-orang yang sama-sama sebanding, sedangkan cinta kasih ibu merupakan cinta kasih terhadap orang-orang yang lemah tanpa daya. Walaupun terdapat perbedaan besar antara kedua jenis tersebut, Kedua-duanya mempunyai kesamaan bahwa pada hakekatnya cinta kasih tidak terbatas kepada seseorang saja. Berlawan dengan kedua jenis cinta kasih tersebut ialah cinta kasih erotis, yaitu kehausan akan penyatuan akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan seseorang. Pada hakekatnya cinta kasih tersebut bersifat bersifat ekslusif, bukan universal, dan juga barangkali merupakan bentuk cinta kasih yang paling tidak dapat dipercaya.
Daftar referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar